Selasa, 13 Januari 2015

BUDAYA MASYARAKAT SUNDA DAN ETOS KERJA ORANG SUNDA


Nama : Luthfia Ashar
Kelas  : 1EA10            
Npm   : 16214197


               
        BUDAYA MASYARAKAT SUNDA DAN ETOS KERJA ORANG SUNDA

 PENDAHULUAN

            
Suku sunda merupakan salah satu  kebudayaan di Indonesia,suku sunda mempunyai banyak keunikan yang diciptakan oleh para leluhur atau pendahulunya, kaya dalam kebudayaan dan nilai-nilai yang mereka miliki semua ini perlu dilestarikan dan dijaga seutuhnya akan tetapi kini masyarakat belaga gengsi dengan budaya daerahnya sendiri  karena itu budaya di Indonesia hampir punah dan sekarang kebanyakan masyarakat memilih budaya luar terutama budaya modern, karena pada jaman sekarang gengsi  atau malu di besarkan, padahal budaya daerah yang memperlihatkan ciri khas bangsa  masyarakat sudah lama mengalami kelemahan atau kemunduran dalam cipta, rasa, sikap, hidup alam pikiran, dan kebiasaan perilaku. Budaya sunda termasuk budaya yang cenderung tua yang harus dilestarikan. Bahasa sunda termasuk pelajaran namun dianggap kurang penting bagi para siswa, kepunahan ini akan terjadi jika budaya sunda semakin kehilangan di tengah masyarakat, selain itu suku sunda memiliki sejumlah budaya lain yang khas seperti kesopanan, hormat kepada yang lebih tua dan menyayangi terhadap yang lebih kecil.  Kegigihan yang dimiliki suku sunda semakin surut dalam hal ini etos kerja harus dibutuhkan.

PEMBAHASAN

             Suku sunda di berasal dari barat pulau jawa Indonesia yang  terdari beberapa wilayah seperti  Jawa barat, Banten, Lampung, dan Jakarta ada juga di kota atau  daerah didalam Jawa barat seperti  Bandung, Bogor, Tasikmalaya, Sukabumi, Baduy, Tangerang, Pandeglang, dan lainya. Suku sunda memilik bahasa yang khas yaitu bahasa sunda, bahasa sunda ini di pergunakan sebagai alat komunikasi masyarakat dan sebagai pendukung terhadap budanya dan terdapat beberapa macam karakter yaitu sunda lemas, sunda sedang dan sunda kasar  tapi kini bebarapa daerah ada juga yang sudah tidak memakai bahasa ini sendiri malah  kebanyakan memakai bahasa Indonesia terutama di daerah yang sudah menjadi kota. suku sunda juga terkenal dengan sikap atau sifatnya, Orang sunda yang memiliki watak kesundaan yang ramah,sopan dan riang bukan hanya sifatnya tetapi memang rata-rata orang sunda bersikap lemah lembut di bandingkan suku-suku lain yang ada di Indonesia bahkan suku sunda dulu memang mempunyai sifat yang begitu elok semua ini di dapatkan dari leluhur orang sunda terdahulu mereka mempunyai pengaharapan kebaikan  terhadap masyarakat sunda kedepannya tetapi mereka juga bisa bersifat pemalu dan terlalu perasa secara emosional.

             System kepercayaan suku sunda kebanyakan beragama islam yang dari mana masyarakat suku sunda hampir sepenuhnya beragama islam, suku sunda emang sangat kuat akan ketaatan agmanya ini, selain itu agama di jadikan sebagai pandangan hidup dan norma dalam sebuah harapan  dalam tingkah laku masyarakat suku sunda dan juga bertujuan terciptanya masyarakat yang baik dan putih bersih dalam bersikap begitu pula arti kata sunda bersinar, terang, berkilau, dan putih. Akan tetapi kenyataanya orang sunda telah mengalami pergeseran nilai, semua ini di buktikan ketidak mampuan suku sunda dalam hal bersaing dengan budaya lainya.

             Ternyata  orang sunda mengenal kelompok orang kaya (jelema beunghar) dan orang miskin (malarat), orang miskin biasanya bekerja sebagai buruh tani, pesuruh, dan lainya. Masyarakat pedesaan dalam masyarakat sunda hampir seluruhnya hidup dari pertanian. Berdasarkan jenis kelamin masyarakat sunda di kelompokan laki-laki dan perempuan , laki-laki sebagai kepala keluarga yang harus menanggu perekonomian keluarga, sedangkan perempuan mengatur kehidupan keluarga,ikatan keluarga yang sangat kuat dan peranan islam sangat mempengaruhi adat istiadat yang mewarnai kehidupan suku sunda, dan orang sunda merasa nyaman bila berkumpul dengan sanak saudaranya dan kerabat ,cita-cita orang sunda terdapat di dalam kehidupan masyarakat yang seimbang, setiap orang harus bisa mejaga keseimbangan hidup masyarakat dengan menjalankan kewajibanya masing-masing, kewajiban social di dalam masyarakat sunda menyangkut hubungan antara masyarakat lain dengan yang lainya dalam kehidupan sehari-hari, dalam hal ini kepentingan seorang adalah kepentingan kelompok, pentinganya pemimpin yang mempunyai tugas dan kewajiban  hubunga ini harus bersifat kekeluargaan, ada juga di dalam masyarakat sunda terdapat konsep silih asah, silih asih, dan silih asuh artinya harus saling member pengalaman, pengetahuan, saling memperbaiki kesalah masyarakatnya. Harus saling mencintai dan harus saling membimbing  ini semua bukan hanya terdapat di suku sunda tapi juga sukku-suku lain di Indonesia umumnya, kehidupan tolong menolong atau gotong royong sudah menjadi tradisi antar kelurahan di setiap desa masyarakat sunda.

             Pada kebudayaan sunda keseimbangan magis di pertahankan dengan cara melakukan adat istiadat suku sunda seperti upacara adat sebelum lahir, melakukan pemeriksaan sebelum melahirkan kepada dukun beranak atau biasa di sebut suku sunda hajat bangsal, upacar kandungan dalam 7 bulan dan  hajat bubur lolos  agar orang yang hamil itu tidak resah dan takut saat mau melahirkan. Upacara pernikahan khas suku sunda, orang dulu dipedesaan ada yang namanya perjodohan yaitu orang tua yang menetukan calon istri atau suami dari anak-anak mereka, tapi sekarang masih ada namun, sudah hampir tidak ada lagi. Ada juga rangkaian acara pernikahanya, nenden omongan, lamaran, tunangan, seserahan, ngeyeuk seureuh, membuat lungkun, berebut uang dibawah tikar, dan upacar propesi pernikahan. Upacara-upacara kematian ini digariskan dalam agama islam karena memang hampir semua suku sunda beragama islam. 

             Ada juga kesenian suku sunda seperti tari-tarian, tari jaipong atau jaipong sebenarnya sudah modern dan berkembang, tari jaipong yang diiringi dengan music yang khas dengan menghentak,dan juga tari topeng dan tari merak. Seni music dan seni suara dengan seorang penyayi perempuan yang sering di sebut sinden ini ternyata tidak sembarangan orang dapat menyayikan lagu-lagu sunda Karena nada cukup sulit dipelajari. Wayang golek adalah boneka dari kayu yang dimaiankan dalam pementasan sandiwara yang dimainkan oleh yang biasa kita sebut dalang dan diiringi musik tradisional jawa barat. Alat music khas sunda seperti Angklung yang terbuat dari bambu cara memainkanya dengan di gerakan kesamping, Calung ini prototype dari angklung tapi berbeda cara memainkanya denagn dipukul atau ditabuh, dibuat dari bambu hitam, karinding biasanya digunakan untuk kepentingan bersawah dan digunakan dalam ritual atau upacara adat, bonang dari bahan logam yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat bantu pemukul, suling yang terbuat dari bambu yang berlubang cara memainkanya ditiup, dan kendang yang terbuat dari kulitdimainkan dengan cara ditepuk. Ketuk tilu biasanya dipakai saat perkawinan atau hiburan, seni bangreng pengembangan dari seni terbang kesenian ini menggunakan rebana tetapi besar dimainkan oleh lima orang, rengkong kesenian yang diwariskan dari leluhur masyarakat sunda diambil dari tatacara masyarakat sunda menanam padi samapi menuainya, kuda renggong atau kuda depok seekor kuda dihiasi warna-warni biasanya dinaiki anak kecil yang disunat. kini pengaruh globalisasi sangat menyakitkan dalam budaya-budaya yang ada di Indonesia salah satunya masyarakat sunda yang kini semakin terseret dalam berbagai aspek kehidupan,sebenarnya kebudayaan sunda sangat penting untuk di kembangkan , bahkan dijadikan kebudayaan nasional dan kebudayaan duni tidak muncul, sangat miris memang melihat keadaan dunia budaya sekarang ini kini para penggemar budaya semakin punah kesadaran masyarakat semakin hilang dalam mempertahankan budaya daerahnya sendiri,persoalan muncul ketika globalisasi di lihat dari sudut budaya, budaya sunda juga kini mengalami seperti itu krisis atau kemunduran, kelemahan mulai dari ekonomi, politik, social dan lainya. Dalam ekonomi masih sedikit prestasi suku orang sunda menguasai perekonomian masyarakat sunda begitu pula politik sedikit orang sunda yang menjadi polotikus,tidak hanya itu dalam berdagang juga seperti itu, tetapi yang sangat jelas dalam tidak mampu orang sunda untuk bersaing, mereka kalah bersaing dengan orang jawa, Minang, Batak, dan suku-suku lainya ini berarti mereka lemah dalam kemauan, dan keuletan sangatlah lemah. Ini berakibat pada kekalahan mereka karena pendukung budaya lain, akibat selanjutnya  mereka tidak mau bersaing atau kalah bersaing dalam bidang profesi. Profesi ini juga berakibat karena sifat atau watak suku sunda yang lebih suka di belakang karena tidak terbiasa bersaing dengan keras, baru mau maju kalo di dorong-dorang,tapi tidak semua suku sunda seperti itu.

             Untuk itu di butuhkan Etos kerja yang bisa mendorong suku sunda saat ini, kata Etos di ambil dari bahasa Yunani,ethos yang mengandung pengertian watak atau karakter dan sikap, kepercayaan semangat kerja yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok manusia, etos kerja tentang bagaimana seharusnya irama, sifat, kualitas hidup sebagai dasar dalam kehidupan. Etos juga mengandung rasa kesungguhan, keuletan, dan kemauan untuk maju,karakter menggambarkan etos kerja tinggi yaitu rajin, disiplin waktu, jujur,sederhana, dan mempunyai pandangan ke depan  yang bertujuan untuk kesejahteraan. Ternyata etos kerja ini tidak selalu dianggap baik ada juga sekelompok etos kerja yang dipandang negative karena tuntutan jaman,  Dalam etos kerja juga di butuhkan motivasi, secara merata bahwa pilaku masyarakat suku sunda sangat berprinsip terhada islam dan bertujuan hidup masyarakat suku sunda adalah hidup sejahtera, tentram, dan tenang dan mencapai kesempurnaan dunia akhirat.

             Umumnya masyarakat sunda mata pencahrianya,pertanian, perkebunan, perikanan dan sebagai profesi petani, peternak, nelayan, pedagang, dan pengrajin. Pertanian mata pencaharian  masyarakat sunda, Istilah dulu di kenal dengan Memburu dan Meramu sekedar untuk mencari tambahan pangan. Selanjutnya istilah Memburu dan Meramu ini mulia hilang dan manusia beralih bercocok tanam merupakan suatu peristiwa besar dalam proses perkembangan kebudayaan manusia. . Tanah dalam hal ini sangat penting karena orang yang memilliki tanah sebagai status orang dalam masyarakat, cara bercocok tanam yang berbeda sesuai dengan pengaruh lingkungan alam dan social,dalam hal ini biasanya masyarakat  tinggal dalam lingkungan alam yang memiliki kecenderungan kearah bercocok tanam, oleh karena itu  daerah yang di diami masyarakat terdiri dari hutan lebat, tanah basah, dan mungkin berawa-rawa,kebanyakan daerah jawa barat yang beriklim tropis dan tanahnya yang subur pula, ternyata pertanian sawah merupakan mata pencaharian utama masyarakat sunda terutama di daerah pedesaan. Pada tingakatan penduduk di jawa barat sekarang ini berpengaruh terhadap kegiatan masyarkat dalam bertani . Tipe masyarakat seperti itu biasanya memiliki perkampungan yang bersifat tetap, Dan semakin maju era globalisasi semakin berkembang pula pandangan negtif  contonya di Bandung sudah banyak pabrik-pabrik, Mall, kafe dan bidang lain yang cepat bekembang pada saat ini transfortasi idustri yang menjulang tinggi berdedar memang, membuka lapangan pekerjaan baru akan tetapi semua ini sedikit menghambat terhadap budaya sunda, masyarakat dan  para petani di sekitarnya serta perubahan-perubahan social yang timbul. Ternyata bagaimanapun  mata pencaharian masyarakat sunda tetap saja petani  sudah menjadi ciri khasnya. Etos kerja sunda menjadi bahan utama dalam dampak arus globalisasi untuk meningkatkan etos kerja perlu motivasi yang sangat besar dan kuat di bantu juga dalam pandangan hidup orang sunda, keyakinan ajaran yang berkembang terhadap masyarakat sunda menjadi kepentingan juga untuk meningkatkan kualitas etos kerja orang sunda. Sebenarnya sunda kaya akan semua nilai yang didasrakan atas pengalaman masyarakat sunda sendiri, akan tetapi tidak dipergunakan dalam etos kerja sangat miris sikap yang telah di dapat dari nenek moyang mereka tidak dipergunakan dengan baik sebenarnya semua ini tergantung kepada kita, kekalahan ada didalam diri kita persaingan yang semakin ketat dalam bidang pekerjaan apalagi era globalisasi semakin maju.

             Persoalan ini sebenarnya dari pandang orang sunda terhadap persoalan kehidupan, cara mereka memakai pentingnya kehidupan, ada beberapa pergeseran yang dialami orang sunda jika melihat dari konsep pandang hidup yang dimiliki karena kebanyakan orang sunda meninggalkan pepatah orangtua, masih banyak ekonomi orang sunda yang masih lemah yang jauh dari orang sunda yang kaya. Penyebab lainya adalah pemahaman atas konsep kebudayaan, seharusnya konsep budaya harus selalu dipahami sebagai konsep seseorang taua masyarakat. Arus globalisasi yang membawa budaya baru membutuhkan respons yang baik bagi orang sunda dengan itu supaya bisa berdialog dengan kebudayaan lama dan kebudayaan baru ,hal ini menunjukan bahwa  motivasi untuk melestarikan budaya sund sangat kurang . Dalam aspek keyakinan masih banyak keyakinan orang sunda bersifat peduli, kini melihat lemahnya motivasi dan keyakinan yang dimiliki orang sunda saat ini adalah factor pendidikan,lemahnya baca tulis menjadi penyebab lemahnnya daya hidup kebudayaan sunda, pola pendidikan inilah jawaban bagi persoalan yang terjadi diwilayah kesundaan dalam  merespon sehinnga motivas orang sunda semakin tinggi dapat dipahami pemahaman dan pengalaman.
Hal yang paling penting saat ini membangun etos kerja karena etos kerja energy  yang menggerakan budaya dan memajukannya, dengna budaya yang tinggi etos kerja semakin tinggi dalam bersikap, berpikir dan berprilaku masyarakat sunda termasuk yang ditentuaka atau dipengaruhi oleh factor-faktor agama, warisan budaya, dan budaya luar. Oleh karena itu enegri budaya harus digali dari factor-faktor tersebut , kalua kata lain apabila suatu masyarakat ingin mengembangkan etos kerja yang baik harus memilih dan mengambil sikap positifnya dan juga meninggalkan sikap negatifnya dari factor-faktor itu, factor agama yang paling menetukan dalam semua itu karena agama adalah inti dari dalam budaya masyarakat sunda.

             Dengan demikian, budaya kerja masyarakat sunda ditentukan oleh desain bangunan yang berkarakter budaya mereka, mendesain dengan baik berarti mengembangkan potensi juga dan memecahkna masalah pokok yang menyatu dalam budaya tersebut. Jadi membangun budaya kerja orang sunda berarti mengembangkan potensi dan membuang masalah pokok yang menyatu dalam budaya mereka. Tiap-tiap nilai mempunyai segi potensi atau segi posotif dan segi masalah dan segi negatif terhadap pengembangan budaya kerja masyarakat sunda.



 KESIMPULAN

             Suku sunda adalah salah satu suku yang ada di jawa, suku sunda mempunyai nilai unik yang membedakan masyarakat suku yang lain. Terlihat dalam hal kepercayaan, sifat atau watak orang sunda,  adat istiadat, mata pencaharian dan lainya.
             Etos kerja kebudayaan sunda memang kurang akan tetapi bisa sangat dipengaruhi melewati motivasi hidup dalam pandangan hidupnya, aspek lain ditentukan dengan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat sunda.

                                                                     DAFTAR PUSTAKA
1.  Eka, djati, edi s, Masyarkat sunda dan kebudaannya, Jakartaa : PT. Girimukti pasaka, 1984
2.  Surjadi, Ahmad, sumadiredja, Masyarakat sunda dan problema, Bandung: Alumni, 1985
3.  Rahmat, cee.2006. Komunitas sunda pakidulan: Studi tentang pengaruh orientasi nilai budaya
   paham dualistic dunia, dan kontraproses modernisasi terhadap etos kerja.http://repository.upi.
   edu/id/eprint/2343
            4.  Gumilar, Setia dan Sulasman. Teori-teori Kebudayaan, Bandung:PUSTAKA SETIA, 2013